RSS

Transfusi Darah

BAB I
PENDAHULUAN



Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah.
Membran sel darah merah berisi sedikitnya 300 faktor penentu antigenic berbeda. Sedikitnya 20 antigen golongan darah terpisah dapat dikenal; tanda dari masing-masing adalah di bawah control genetic dari chromosom loci. Kebetulan, hanya ABO dan Rh Sistem yang penting pada transfusi darah. Setiap orang biasanya menghasilkan antibody ( alloantibodies). Antibodi bertanggung jawab untuk reaksi-reaksi dari transfusi. Antibodi dapat menjadi  “alami” atau sebagai respon atas sensitisasi dari suatu kehamilan atau transfusi sebelumnya.

TUJUAN TRANSFUSI DARAH
•           Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.
•           Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar
            tetap bermanfaat.
•           Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran
            darah (stabilitas peredaran darah).
•           Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.
•           Meningkatkan oksigenasi jaringan.
•           Memperbaiki fungsi Hemostatis.
•           Tindakan terapi kasus tertentu.


SEJARAH TRANSFUSI DARAH

A.    Transfusi darah pada Hewan
Richard Lower (1631-1691) adalah orang pertama yang melakukan transfusi darah pada hewan yaitu pada seekor anjing, dengan menggunakan jarum suntik yang terbuat dari bulu angsa yang dirancang oleh Christopher Wren, dia menghubungkan vena jugularis seekor anjing ke arteri pada leher anjing lainnya.

B.    Transfusi darah dari Hewan ke manusia
Tanggal 22 November 1666 Richard Lower bersama dr. Edmund King melakukan transfusi kepada Arthur Coga dengan menggunakan pipa yang membawa darah dari arteri karotis seekor domba ke vena resipien.
Dr. Jean Baptiste Denys (1640-1704) melakukan hal serupa dengan mentransfusikan darah domba ke seorang laki-laki 15 tahun yang menderita demam tanpa menimbulkan efek negatif pada pasien. Denis melakukan hal yang sama pada beberapa pasien lainnya sampai tragedi meninggalnya  Antoine Mauroy.      

C.    Transfusi darah dari manusia ke manusia
            Transfusi darah dari manusia ke manusia pertama kali dilakukan oleh James Blundell (1790-1877) seorang ahli kebidanan. Ia kemudian mendapat gelar “the father of modern blood transfusion” Atara 1818 sampai 1829 ia melakukan sepuluh transfusi dengan darah manusia, akan tetapi tidak lebih dari empat yang sukses, bahkan dua orang diantaranya meninggal ketika dilakukan transfusi. Transfusi pertama yang sukses dilakukan adalah kepada seorang wanita yang mengalami perdarahan post partum berat dan kemudian diberikan delapan ons darah asistennya. Dikarenakan angka kegagalan transfusi yang tinggi banyak orang menganggap prosedur ini berbahaya.
Penemuan golongan darah ABO oleh Karl Landsteiner (1868-1943) seorang ilmuan Austria pada tahun 1901 di Vienna memberikan jawaban atas reaksi transfusi yang terjadi sebelumnya.
Landsteiner menemukan golongan darah ABO dengan mencampurkan sel darah merah dan serum tiap stafnya, dari eksperimennya diidentifikasi 3 golongan yang disebut golongan A, B dan C (yang kemudian diganti nama menjadi golongan O). Golongan darah AB ditemukan setahun kemudian oleh Alfred von Decastello dan Adriano Struli.
            Ludwig Hektoen di Chicago pertama kali merekomendasikan pemeriksaan golongan darah antara donor dan resipien untuk mengetahui ketidakcocokan golongan darah sebelum transfusi. Dr. Reuben Ottenberg (1882-1959) di Mount Sinai Hospital New York melakukan uji cocok serasi (crossmatching) untuk transfusi dan pertama kali meyakinkan bahwa pewarisan golongan darah sesuai hukum Mendel.

D.    Transfusi darah selama perang dunia
Saat perang dunia pertama dan kedua ilmuan berfikir untuk melakukan penyimpanan darah. Peneliti Albert Hustin dari Brussel dan Luis Agote menemukan penambahan citrat ke dalam darah untuk mencegah pembekuan darah pada tahun 1914. Setahun kemudian Richard Lewisohn (1875-1961) menentukan rumus konsentrasi optimum dari natrium sitrat pada darah donor dan Richard Weil menemukan bahwa darah citrat dapat disimpan pada pendingin selama beberapa hari.
Tahun 1916 Francis Peyton Rous dan J.R. Turner menambahkan glukosa sebagai energi untuk sel darah merah selama disimpan.
Donor darah sukarela pertama kali dilakukan tahun 1922 oleh Percy Lane Oliver (1878-1944), ia merekrut para sukarelawan yang setuju untuk mendonorkan darahnya, dilakukan skrining penyakit dan pemeriksaan golongan darah. Selama perang dunia I seorang dokter bedah Canada, dr. Norman Bethune, mendirikan pelayanan transfusi darah dengan menyimpan darah dalam botol yang merupakan cikal bakal terbentuknya bank darah. Bernadus Fantus (1874-1940) mendirikan bank darah pertama di Amerika Serikat pada tahun 1937.
Tahun 1940 dr. Philip Levine (1900-1987) bersama Karl Lansteiner dan Alexander Weiner (1907-1976) menemukan golongan darah Rh yang berhubungan dengan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir oleh karena antibodi ibu. Tahun 1943 John Loutit dan Patrick Mollison menggunakan acid-citrate-dextrose (ACD) sebagai antikoagulan untuk penyimpanan
darah yang dapat meningkatkan masa simpan darah selama 21 hari. Tahun 1945 seorang Profesor Inggris Robin Coombs (1921-2006) menemukan tes antiglobulin yang saat ini dikenal sebagai “Coombs test”

E.    Transfusi darah pada masa kini
Enam puluh tahun terakhir terjadi perkembangan pada bidang transfusi darah. Pada awal abad ke 20 darah disimpan dalam botol gelas yang digunakan kembali (reuseable), banyak reaksi akibat kontaminasi bakteri maupun kejadian emboli udara pada transfusi. Pada tahun 1949 penggunaan kantong darah dari plastik sekali pakai (disposible) dikenalkan oleh Palang Merah Amerika. Penggunaan antikoagulan Citrate Phosphate Dextrose (CPD) dapat meningkatkan masa simpan darah selama 28 hari. CPDA-1 (Citrate Phosphate Dextrose Adenine) yang dikembangkan tahun 1979 dapat meningkatkan masa simpan darah selama 35 hari dan CPDA-2 pada tahun 1980-an sampai 42 hari.
Dr. Judith Graham Pool (1919-1975) menemukan cryoprecipitasi tahun 1965, dengan proses ini dapat diperoleh faktor pembekuan (khususnya faktor VIII) yang dapat diberikan untuk pasien hemofilia.
Tahun 1969 S. Murphy dan F. Gardner menunjukkan penerapan penyimpanan trombosit pada termperatur ruang. Tahun 1971 dr. Baruch Blumberg mengidentifikasi substansi Hepatitis B dan pemeriksaan terhadap Hepatitis B surface antigen (HBsAg) pada darah donor mulai dilakukan.
Tahun 1981 ditemukan kumpulan gejala yang disebut GRID (Gay-related Immunodeficiency Disease) karena ditemukan pada kaum gay pria, gejala ini kemudian dinamakan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Tahun 1983 Dr. Luc Montagnier (1932-sekarang) mengisolasi virus penyebab AIDS yang kemudian oleh dr. Robert Gallo pada tahun 1984 disebut sebagai HTLV-III (Human T-cell Lymphotropic Virus). Setelah terjadinya infeksi AIDS dari transfusi darah, tahun 1985 dilakukan pemeriksaan antibodi HIV pada darah donor.
Tahun 1990 ditemukan tes spesifik untuk hepatitis C sebagai penyebab hepatitis non A, non B. Tahun 1987–2008 serial tes berkembang dalam skrining darah donor dari penyakit-penyakit infeksi. Untuk mendeteksi hepatitis B digunakan tes HBsAg, untuk deteksi hepatitis C digunakan tes Anti-HCV, untuk mendeteksi sifilis dengan VDRL atau TPHA dan untuk mendeteksi HIV dengan tes Elisa untuk mengetahui adanya Anti-HIV1 atau Anti-HIV2 atau dengan mendeteksi antigen HIV p24. Saat ini dapat dilakukan pemeriksaan NAT (Nucleic Acid Amplification Testing) yang dapat secara langsung mendeteksi material genetik dari virus seperti HCV dan HIV.







BAB II
PEMBAHASAN


1.     GOLONGAN DARAH

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
•           Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen
            A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen
            B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif
            hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau
            O-negatif.
•           Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel
darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat
 menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
•           Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen
            A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
            Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah
            dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien
            universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat
            mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
•           Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
 memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan            golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan             golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang         dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-            negatif. Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai          di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia,         golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding     antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen,          A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di         dunia. Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel         dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya             menemukan cara penggolongan darah ABO.

A.    PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

1.      SISTEM ABO
Ø  Diketemukan oleh Karl Landsteiner pada tahun 1901
Ø  Merupakan antigen yang sangat penting untuk transfusi darah
Ø  Pemberian transfusi darah oleh karena ABO inkompatibilitas akan mengakibatkan terjadinya hemolisis intravaskuler
Ø  Reaksi Transfusi Hemolitik


PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO
 Ada 2 pemeriksaan golongan darah ABO :
1. Cell Grouping / cell typing
    Memeriksa antigen sel darah merah dengan cara menambahkan anti-A, anti-B,
    dan anti-AB
2. Serum grouping / serum typing
    Memeriksa antibodi dalam serum dengan cara mereaksikannya dengan sel   
    golongan A, B dan O

Cell typing
Serum typing
Inter-
pretasi
Presentase (%)
Anti-A
Anti-B
Anti-AB
Sel A
Sel B
Sel O
Gol. Drh
White
Indonesia
-
-
-
+
+
-
O
45
41
+
-
+
    -
+
-
A
41
25
-
+
+
+
-
-
B
10
27
+
+
+
-
-
-
AB
4
7

PROSEDUR KERJA :

I. Cell Grouping / typing :
1. Darah diteteskan pada blood grouping plate masing-masing satu tetes
2. Tambahkan 1 tetes anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti D. Goyangkan  blood
    grouping plate dengan gerakan keatas dan kebawah hingga tercampur dengan
    baik
3. Baca ada tidaknya aglutinasi
II. Serum Grouping :
1. Serum/plasma diteteskan pada bloodgrouping plate masing-masing satu tetes
    pada 4 tempat.
2. Pada tetes serum pertama ditambah sel eritrosit A 10%, pada tetes serum kedua
    ditambah sel B 10%, pada tetes serum ketiga ditambah sel eritrosit AB 10% dan
    pada tetes serum keempat ditambah sel eritrosit O 10%
3. Goyangkan bloodgrouping plate dengan gerakan keatas dan kebawah hingga
    tercampur dengan baik.
4. Baca ada tidaknya aglutinasi

KETIDAK COCOKAN GOLONGAN DARAH ABO
1. Ketidak cocokan terjadi, bila reaksi cell typing tidak sesuai / didukung dengan
    reaksi serum typing
2. Bila diketemukan hasil pemeriksaan yang menyimpang, maka harus dilakukan :
Ø  Hasil pemeriksaan harus dicatat dan didokumentasikan
Ø  Interpretasi hasil golongan darah ABO harus ditunda hingga ketidak cocokan
            diketahui dan diputuskan

PENYEBAB KETIDAK COCOKAN GOLONGAN DARAH ABO
1. Problem dengan sel darah merah
2. Problem yang berhubungan dengan test atau kesalahan tehnis

HASIL FALSE NEGATIP PADA PEMERIKSAAN ABO
Ø  Lupa menambahkan reagen atau test serum
Ø  Reaksi hemolisis tidak dinyatakan sebagai reaksi posistip
Ø  Perbandingan antara serum (reagen) dengan sel darah merah tidak sesuai
Ø  Goyangan pada slide test atau putaran sentrifus tidak akurat untuk metoda tube test
Ø   Test diinkubasi pada suhu diatas 20 – 240C

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

Anonymous said...

What is emperor casino? - Shootercasino
kadangpintar games › games The emperor casino 바카라사이트 is a 제왕카지노 site for everyone to play casino games. Some casino players prefer playing games for real money. The gambling site is also

Post a Comment